Thursday 19 November 2009

mu..se..um..Nasional Indonesia
















Tercetus dari obrolan ringan seorang sahabat yang keinginannya mengunjungi tempat-tempat yang sedikit berbeda, pada dasarnya kami menyukai hal apapun, selagi hal tersebut membawa manfaat dan pengalaman bagi kami. Maka perjalanan pertama kami adalah mengunjungi Museum Nasional Indonesia.

Museum ini sudah lama tidak aku kunjungi , mungkin sekitar 14th yang lalu saat aku masih duduk dibangku SMP, yang aku ingat saat itu bahwa museum ini adalah museum yang sangat luas, menyeramkan dan berkesan tidak beres-beres kita melihat benda-benda didalamnya karena begitu banyak benda-benda bersejarah disana dan begitu banyak pula orang-orang yang berpacaran didalamnya...fiuuuhhh.

Inilah keduakalinya kakiku menginjakkan lokasi tersebut. Berangkat dengan menaiki kereta hingga kota, kemudian kami sambung dengan menggunakan busway. Sampailah kami pada tempat yang dituju.















Dilihat dari tampak luar bangunan ini masih terlihat kokoh, namun ada sentuhan moderen dari beberapa bangunan baru, seperti jembatan penghubung dari gedung satu ke gedung yang lainnya, dindingnya terbuat dari kaca.















Agak sedikit tercengang ketika kami membeli tiket masuk ke museum ini, biaya masuk Rp. 750,- untuk dewasa, harganya hampir sama dengan harga gorengan yang biasa aku beli di daerah surya kencana, kali ini bukan perut yang aku isi namun otak dan pengalaman yang aku isi.

Disini kami dilarang membawa kamera dan tas besar jadi kami titipkan barang-barang tersebut. Sedikit kecewa tidak boleh membawa kamera, tapi namanya juga peraturan ya kami taati saja.

Sedikit pengakuan dosa, kami sempat melanggar hal tersebut, kami tetap memfoto benda-benda bersejarah tersebut dengan menggunakan ponsel.

Masuk melaui pintu utama, kami disuguhi oleh beragam arca, kemudian kami memasuki pintu sayap kanan dari gedung itu, didalamnya begitu banyak macam-macam kendi, keramik, guci hingga alat masak jaman dahulu, dengan bentuk-bentuk yang sedikit aneh dan corak-corak yang luarbiasa indah.








Pada sisi tengah ruangan kami disuguhi dengan miniatur rumah-rumah tradisional jaman dahulu, begitu beragam bentuknya, luarbiasa arsitekturnya, sangat detail, alami dan ada sisi historinya.
















Pada sisi kanan dari bangunan tersebut, kami disuguhi dengan beragam senjata, pakaian, alat musik dan aksesoris dari tiap-tiap daerah yang ada di Indonesia. Sungguh sekali lagi saya menyebut luar biasa. Begitu kaya bangsa ini dan begitu kreatifnya negeri ini, hingga aku mengamati pada permukaan senjata saja terdapat ukiran yang indah.









Luarbiasa Tuhan menitipkan ilmu, akal, kemampuan dan kreatifitas kepada umat-Nya

Namun kesan menyeramkan masih aku rasakan pada beberapa ruangan tertentu. Ada kisah konyol dalam perjalanan ini. Sahabatku agak sedikit penakut, dia tidak mau berjalan paling belakang dan tidak mau berjalan paling pinggir, posisi tengahlah yang dia anggap paling aman

Kami menyebrangi jembatan penghubung untuk menuju gedung terpisah. Digedung ini terdiri dari empat lantai. Pada dasarnya benda-benda yang dipajang di gedung ini adalah sama dengan benda-benda yang terpajang pada gedung sebelumnya, hanya digedung ini lebih tertata rapih dengan ruangan ber AC, lebih terkesan moderen dengan beberapa TV plasma terpasang pada dinding dan lebih tidak berkesan angker/menyeramkan .

Didalamnya ada benda favorit saya, yaitu sepeda roda tiga yang cukup besar.

Inilah pengalaman berharga kami, begitu kayanya negeri ini, begitu kreatifnya bangsa ini...so kobarkan selalu semangat cinta akan bangsa dan negara ini. Serta peliharalah apa-apa yang sudah diciptakan oleh orang-orang pendahulu kita.


















Museum Nasional

Jl. Medan Merdeka Barat 12 Jakarta Pusat

Biaya masuk Rp. 750,-


No comments:

Post a Comment